Selasa, 14 Oktober 2014

Sejarah Ilmu Falak Pra dan Awal Islam

Setelah sebelumnya kami memberi sedikit penjelasan tentang sejarah Ilmu Falak pada masa kejayaan islam, mungkin alangkah baiknya kami menyertakan juga sedikit sejarah ilmu falak pada masa Pra dan awal kedatangan Islam, dan semoga bermanfaat J
Menurut syekh Zubair Umar Jaelany, penemu pertama ilmu falak (astronomi-Red) adalah Nabi Idris As yang mana Allah SWT memberikan ilmu hikmah kepada beliau dengan jalan memberikan pengetahuan tentang rahasia-rahasia peredaran bintang dan susunan titik perkumpulan bintang-bintang di jagad raya.[1] Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ilmu falak sejak saat itu telah ada, sedangkan falak itu sendiri telah ada jauh sebelum ilmu falak ditemukan, karena suatu ilmu ditemukan setelah adanya respond dan tanggapan dari sebuah persoalan dalam suatu masyarakat. Sedangkan menurut Dr. Yahya Syamsi sejarah perkembangan ilmu falak dipetakan menjadi dua fase, yaitu fase pra Islam (babilonia, Mesir kuno, Mesopotamia, Cina, India, Prancis, dan Yunani) dan fase Islam.[2]
Berdasarkn uraian di atas dapat diketauhi bahwa Ilmu Falak (astronomi-Red) sudah dikenal semenjak bangsa Babilonia (irak kuno) dengan mengamati rasi-rasi bintang. Dimana rasi bintang tersebut dianggap sebagai petunjuk Tuhan yang harus dipecahkan. Bahkan pada zaman tersebut mereka sudah menggunakan rasi bintang untuk meramal kehidupan mereka. Pada zaman itu ilmu ini digunakan untuk menentukan waktu bagi saat-saat penyembahan berhala, seperti di Babilonia dan Mesopotamia untuk menyembah Dewa Astoroth dan Dewa Baal, juga di Mesir untuk menyembah Dewa Orisis Isis dan dewa Amon.
Pada peradaan Mesir Kuno, mereka beranggapan dan meyakini bahwa bintang keseluruhannya hanya memiliki 36 rasi binyang dan masing-masing memiliki dewa penjaga yang setiap dewa tugasnya menjaga bintang tersebut selama 10 hari untuk setiap tahunnya yang menurutnya setahun hanya berjumlah 360 hari. Sebenarnya mereka juga mempercayai bahwasanya jumlah hari dalam setahun adalah 365  hari.
Pada masa awal kedatangan Islam ilmu falak belum masyhur dikalangan umat islam, walaupun ilmu falak sangat erat hubungannya dengan ibadah. Karena pada semasa Nabi masih hidup semua urusan ibadah dapat ditanyakan langsung pada Nabi perihal waktu dan tata caranya. Walau sebenarnya ada juga di antara mereka yang mahir dalam perhitungan. Sebenarnya perhitungan tahun Hijriyah pernah digunakan sendiri oleh Nabi ketika Beliau menulis surat untuk kaum Nasrani Bani Najrah, tertulis tahun ke V Hijriyah, namun dikalangan orang arab lebih mengenal tahun dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun tersebut, seperti tahun gajah, tahun izin, tahun amar, tahun zilzal.
Dengan demikian tentu ilmu falak pada mawa awal kedatangan Islam sudahlah sedikit diketahui, akan tetapi belum masyhur dikalang umat islam. Meskipun pada masa tersebut perkembangan ilmu falak belum memiliki bobot ilmiah yang tinggi.
Dalam sejarah apabila diteliti secara mendetail ternyata di dunia astronomi khususnya, dan ilmu pengetahuan pada umumnya, selama hamper delapan abad tidak Nampak adanya masa keemasan. Baru pada masa Daulah Abbasiyah masa kejayaan itu Nampak. Sebagaimana pada masa Kholifah Abu Ja,far al-Manshur, ilmu astronomi mendapat perhatian khusus, seperti upaya menerjemahkan kitab sindihind dari India. Hal ini terjadi karena pada awal kedatangan islam, umat islam masih fokus pada penyebaran agama belum menginjak pada pengembangannya.



[1] Zubair Umar Jaelany, Al-Khulashoh al wafitah, (Menara Kudus) hal. 5
[2] Dr. susiknan Azhari, ilmu Falak, (Yogyakarta: suara Muhammadiyah. 2004) hal. 6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts