Selasa, 10 Maret 2015

PROSES TERJADINYA ALAM SEMESTA MENURUT PARA ASTRONOM


1.             Pengertian Alam Semesta
Menurut para ahli astronom mengenai pemahaman tentang alam semesta ini, banyak ungkapan para astronom tentang alam semesta, diantaranya yaitu;
a.         Alam semesta terdiri dari benda-benda langit yang mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang ukurannya sangat besar, misalnya bintang, planet, galaksiy.[1]
b.        Alam semesta diantaranya juga terdiri dari fenomena langit seperti dimalam yang cerah, lihatlah keatas langit , kita akan menyaksikan hiburan gratis terbesar dibumi ini. Kita akan menyaksikan pertunjukan yang sangat mempesona. Ribuan bintang, planet, dan benda-benda langit lainnya berkilau laksana permata di atas kain beludru hitam. Mungkin kita akan tergoda untuk menyanyikan lagu masa kecil yang masih teringat di telinga (Bintang kecil dilangit yang biru amat banyak menghias angkasa ). Inilah alam semesta kita yang maha luas tanpa terlihat batasnya. Mesteri yang menyelimuti keberadaan alam semesta ini sangat menggoda setiap hati manusia untuk menyingkapnya. Hal itu dimulai sejak zaman Yunani kuno hingga zaman modern ini.ruang yang ditempati oleh benda langit.
c.       Dan alam semesta juga mengungkapkan tentang  hukum-hukum  alam yang bekerja dalam ruang dan waktu.[2] Dalam Al-quran alam semesta diungkapkan dengan kata “bumi dan langit dan semua yang ada diantara keduanya”  seperti yang tertera dalam surah al-Ahqaf, ayat 03 yang artinya
 “Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.”


2.             Proses Terjadinya Alam Semesta Menurut Para Astronom
Dari berabad-abad yang lalu manusia sudah mulai berfikir perihal proses terjadinya alam semesta ini, apakah alam semesta ini ada dengan sendirinya taukah ada yang menciptakan? Bagaimana proses terbentuknya alam semesta ini?  Pertanyaan seperti ini takmudah untuk dijawab dalam perspektif sains. Perlu pengetahuan, informasi, dan data-data pengamatan yang valid dan detail untuk memahaminya dengan sempurna. Oleh karenanya banyak bermunculan hipotesa atau teori tentang proses terjadinya alam semesta ini.
a.       Teori Big Bang
Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta bermula dari sebuah ledakan besar suatu massa yang rapat menyerupai “atom raksasa” yang tak akan berulang, beberapa miliar tahun yang lalu[3].
Teori ini muncul setelah seorang ahli fisika Rusia yang bernama Alexandra Friedman pada tahun 1922, menghasilkan perhitungan yang menunjukan bahwa struktur alam semesta tidaklah statis dan implus kecilpun mungkin cukup untuk menyebabkan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut toeri relativitas Albert Enstein.[4] Berdasarkan perhitungan inilah seorang ilmuwan Belgia yang bernama Abbe Georges Lemaitre pada tahun 1927, menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan mengembang, yang pada akhirnya melahirkan teori ini (big bang / dentuman besar).
Bukti ilmiah yang mendukung teori ini ditemukan pada tahun 1929 oleh Edwin Hubble, seorang astronom Amerika. Hubble menemukan cahaya bintang-bintang bergeser ke arah ujung merah spectrum (red-shift). Menurut hukum fisika, spectrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung berwarna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung berwarnaa merah. Berdasarkan pengamatan tersebut, Hubble menyimpulkan bahwa bintang-bintang tersebut bergerak menjauhi bumi, dan saling menjauhi satu sama lain.[5]
Pada tahun 1965, dua peneliti yang bernama Arno Peziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut dengan istilah “Radiasi Latar Kosmis”[6], demikianlah, bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan peristiwa BIG BANG, serta Penziaz dan Wilson dianugerahi hadiah nobel untuk penemuan mereka.
Bukti penting lain bagi peristiwa big bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian , diketahui bahwa kosentrasi hidrogen-helium di alam semesta ini bersesuaian dengan perhitungan teoritis kosentrasi hidrogen dan helium  sisa peningggalan peristiwa big bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.[7]
Segala bukti menyakinkan ini menyebabkan teori big bang dapat bisa diterima oleh masyarakat secara ilmiah. Model big bang adalah titik terakhir yang di capai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah alam semesta ini di ciptakan oleh ALLAH SWT, dengan sempurna tanpa ada cacat. Seperti dalam QS. Al Mulk, 67:3 yang artinya
“yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan tuhan yang maha pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu melihat sesuatu yang tidak seimbang”

b.      Teori Keadaan Tetap (Steady Tetap)
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, herman bondi, thomas Gold ( 1948 ). Teori ini berdasarkan prinsip osmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta, dimana pun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebutlah alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu dimasa yang telah lalu sampai sekarang. Segala sesuatu di alam semesta ini selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan, bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama.Dengan kata lain bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk, tumbuh, menjadi tua, dan akhirnya mati, jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya ( Tanpa awal dan tanpa akhir ).[8]
Dalam teori “keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat baru selalu di ciptakan dalam ruang angkasa diantara berbagai galaxy , sehingga galaxy baru akan terbentuk guna menggantikan galaxy yang menjauh. Orang bersepakat bahwa zat yang merupakan asal mula bintang dan galaxy tersebut adalah hidrogen.  
c.       Teori Mengembang dan Menempat
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan kontraksi. Menurut teori ini, jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang di awali dengan masa ekspansi atau mengembang yang di sebakan oleh adanya reaksi inti hidrogen, pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.
Tahap ini di perkirakan berlangsung selama sekitar 30 miliyar tahun. Selanjutnya galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup, kemudian memampat maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian memampat lagi dan seterusnya.[9]
d.      Teori Alam Semesta Quantum
Teori ini diciptakan oleh William Lane Craig pada tahun 1966. Dia mengemukakan bahwa alam semesta ini dibentuk sudah ada selamanya, dan akan selalu ada untuk selamanya pula. Dalam terori ini ruang dan hampa pada hakikatnya tidak ada, yang ada hanyalah pertikel-partikel sub atomik.[10]
Selanjutnya>>



[1] Dapat diakses di www.wikepedia.com
[2] KEMENTRIAN AGAMA RI, Penciptaan Jagat Raya (Jakarta: KEMENTRIAN AGAMA RI, 2012), hal. xxiii
[3] Heru Apriyono, The Big Bang Theory, (Jogjakarta : Narasi, 2013), hal.4
[4] Agus Susanto, Islam Itu Sangat Ilmiyah, Jogjakarta : Naja, 2012), hal.37
[5] Agus Susanto, Islam Itu Sangat Ilmiyah, Jogjakarta : Naja, 2012), hal.37
[6] Akibat dentuman besar di masa lalu yang akan menghasilkan radiasi sisa dari foton di sekitar kita,Radiasi ini akan datang dari semua daerah dan sama besarnya dalam arah mana saja kita mengamati.
[7] Marthen Kanginan, seribu pena fisika SMA untuk kelas XI jilid 2, (jakarta:erlangga,2006) hal 65
[8] Dapet di akses di http://wordpress.com/2014/02/24/teori-terbentuknya-alam-semesta
[9] Michael A. Seeds, Horizon, Exploring The Universe(California:Wadsworth Publisiing,1987) hal 217
[10] Dapat diakses di http://ratnamanggali.blogspot.com/2012/07/blog-spot.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts